Menurut
imam Dainuri, Sholawat Munjiyat ini sangat baik bila diamalkan secara
sungguh-sungguh apabila seseorang sedang mengalami kesulitan. Seperti terancam
bahaya alam berupa kekeringan, kelaparan, penyakit menular, serta apabila
mempunyai keinginan atau cita-cita yang hendak dicapai. Hendaklah membaca
sholawat munjiyat ini sebanyak mungkin pada setiap selesai mengerjakan sholat
fardlu 5 waktu.
Sedangkan menurut
Imam Jazuli dan Syeikh Al-Buni mengatakan, apabila seseorang membiasakan diri
membaca sholawat ini sebanyak 1000x pada waktu tengah malam, insya Allah segala
hajatnya akan tepenuhi, baik hajat di dunia maupun hajat di akherat kelak. Berikut
bacaan sholawat munjiyat :
“Allohumma
sholli ‘ala syaiyida Muhammad wa’ala ali
syaiyidina Muhammad sholatan tunjina
biha min jami’il ahwali wal afat wataqdilana biha jami’il hajat watutohhiruna
biha min jami’is syai yiat watarfa’una biha a’lad darojat watuballi ghuna biha
aqshol ghoyat min jami’il khoiroti fil hayati waba’dal mamat”
Artinya :
Wahai tuhanku,
limpahkanlah rahmat kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW dan keluarganya.
Semoga dengan itu engkau selamatkan kami dari segala macam bencana dan musibah,
engkau tunaikan segala hajat kami, engkau hindarkan kami segala kejahatan,
engkau tingkatkan derajat kami dan engkau sampaikan tujuan kami baik dalam
hidup kami atau sesudah kami mati.”
Nampak tidak ada
sedikitpun dari doa ini yang aneh. Tpi bagi golongan faham tertentu, doa ini
sudah dianggap pintu murtad. Alasannya aneh bin ajaib, yakni dianggap bahwa
nabi Muhammad dianggap sebagai tuhan yang melepaskan orang dari marabahaya.
Bagi yang tidak mengerti pelajaran nahwu (Grammar) tentu akan ketakutan dituduh
syirik. Apalagi yang menuduh orang yang berpenampilan “sangat islami” dengan
jenggot beberapa lembar dan dahi yang hitam. Tidak heran bagi awam akan
langsung ketakutan. Padahal sudah sangat jelas di kalimat tersebut, bahwa kata
“tunjina biha min jamiil ahwal” itu memiliki fiil “ tunjiina” dan jar-majrur
“biha”. “Tunjiina” itu dari kata kerja
yunjii (menyelamatkan) yang ber-fail (subject) anta (engkau). Yang tak
lain adalah Allah (yang disebut di “allhumma” tadi).
Sedangkan “biha” adalah
kata depan bi (dengan) ditambah ha (kata
ganti muannats untuk kata shalawat yang sudah jelas
muannats). Jadi, maknanya adalah “ dengan berkah dari
membaca shalawat itu
sendiri. Semoga engkau, Ya Allah, menyelamatkan kami dari
marabahaya.” nah, dari analisis grammar ini, jelaslah bahwa pelaku (subjek)
dari “menyelamatkan” itu jelaslah kata “engkau” (Allah SWT). Untuk itu tidak
ada sedikitpun kemurtadan disana. Justru dengan memohon langsung kepada Allah
SWT dengan diiringi bacaan sholawat itu akan membuat doa jadi di-ijabah oleh
Allah SWT. Insya Allah dengan analisa ini, seorang muslim tidak akan mudah
terpengaruh atau dipermainkan oleh sekte radikal tersebut
.
BalasHapushahahaha :D
seeepp... seeepp...
semoga bacaan nee berguna bg yg membaca
tp bahasa ingris nya kacau bgt...;)