Sabtu, 15 Desember 2012

Kisah Tujuh Malaikat Penjaga Pintu-pintu Langit


Allah Menciptakan Tujuh malaikat sebelum Dia Menciptakan langit dan bumi. Di setiap langit ada satu malaikat yang menjaga pintu. Ibn Mubarak mengatakan bahwa khallid bin Ma’dan berkata kepada sababat Mu’adz bin Jabal RA, “Ceritakanlah satu hadist yang kau dengar dari rosulluah SAW, yang kau menghafalnya dan setiap hari kau mengingatnya lantaran saking keras, halus dan dalam makna hadits tersebut.
                Mu’adz menjawab, “Baiklah, akan kuceritakan.” Sesaat kemudian, ia pun menangis hingga lama sekali, lalu ia bertutur, “Hmm, kangen sekali hati ini kepada Rosulluah SAW, ingin rasanya segera bersua dengan beliau.”
                Ia melanjutkan, “Suatu saat aku menghadap Rosulullah SAW, kemudian beliau SAW berkata, “Sekarang Aku akan menceritakan satu cerita kepadamu yang, apabila engkau hafalkan, akan berguna bagimu, tapi kalau kau sepelekan, engkau tidak akan mempunyai hujjah kelak di hadapan Allah SWT.”

Amal yang Tertolak
                “Hai, Mu’adz! Allah menciptakan tujuh malaikat sebelum Dia menciptakan langit & bumi. Pada setiap langit ada satu malaikat yang menjaga pintu, dan tiap-tiap pintu langit dijaga oleh malaikat penjaga pintu sesuai kadar pintu & keagungannya. Maka, malaikat hafazhah (malaikat yang memelihara & mencatat amal seseorang) naik kelangit dengan membawa amal seseorang yang cahayanya bersinar-sinar bagaikan cahaya matahari. Ia yang menganggap amal orang tersebut itu banyak, memuji amal-amal orang itu.
                Tapi sampai di pintu langit pertama, berkata kepada malaikat hafazhah, ‘Tamparkanlah amal ini kewajah pemiliknya. Aku diperintahkan untuk tidak menerima masuk tukang mengumpat orang lain. Jangan sampai amal ini melewatiku untuk mencapai langit berikutnya. Ke esokan harinya dilangit kedua mengatakan, ‘berhentilah, dan tamparkan amal ini kewajah pemiliknya. Sebab dengan amalnya itu dia mengharap keduniaan. Allah memerintahkanku untuk menahan amal seperti ini. Maka seluruh malaikat pun melaknat orang tersebut sampai sore hari.
                Kemudian malaikat hafazhah naik lagi ke langit dengan membawa amal hambanya yang sangat memuaskan, di penuhi amal sedekah, puasa, & bermacam-macam kebaikan. Namun, sampai di langit ketiga, malaikat penjaga pintu langit ketiga berkata. ‘Tamparkanlah  amal ini kewajah pemiliknya, aku malaikat penjaga orang sombong.
                Kemudian ada lagi malaikat hafazhah yang naik langit keempat membawa amal seseorang yang bersinar bagaikan bintang yang paling besar, suaranya bergemuruh, penuh dengan tasbih, puasa,shalat, naik haji & umrah. Sampai dilangit keempat, malaikat penjaga pintu langit keempat berkata, tamparkanlah amal ini kewajah pemiliknya, aku ini penjaga orang-orang yang suka ujub (membanggakan dirinya).
                Kemudian naik lagi malaikat hafazhah ke langit kelima, membawa amal hamba yang diarak bagaikan pengantin wanita diiring kepada suaminya, amal yang begitu bagus, seperti amal jihad, ibadah haji,ibadah umroh. Cahaya itu bagaikan sinar matahari. Namun, begitu sampai dilangit kelima, berkata malaikat penjaga pintu langit kelima, ‘Aku ini penjaga sifat hasut (dengki, iri hati). Tidak akan aku biarkan amal ini melewati pintuku.
                Kemudian ada lagi malaikat hafazhah naik dengan dengan membawa amal lain berupa wudhu yang sempurna, sholat yang banyak, puasa, haji, & umrah. Tetapi sampai ia di langit keenam, malaikat penjaga pintu mengatakan, ‘ Aku ini malaikat penjaga rahmat. Amal yang seolah-olah bagus ini, tamparkanlah kewajah pemiliknya. Salah sendiri ia tidak pernah mengasihi orang. Apabila ada orang lain yang terkena musibah, ia merasa senang. Aku diperintahkan agar amal seperti ini tidak melewatiku hingga sampai langit berikutnya.
                Kemudian ada lagi malaikat hafazhah naik kelangit tujuh dengan membawa amal seorang hamba berupa beracam-macam sedekah, puasa, sholat, jihad, & kewaraan. Suaranya pun gemuruh bagaikan geledek. Cahayanya bagaikan kilat. Namun tatkala di langit ketujuh, malaikat penjaga langit ke tujuh mengatakan, ‘Aku ini penjaga sum’at ( ingin terkenal). Setiap amal yang tidak bersih karena Allah, itulah yang disebut RIYA’. Allah tidak akan menerima amal orang-orang yang riya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar